Perlukah seorang pengkhianat
mendapatkan kesempatan kedua? :)
“Perlukah
seorang pengkhianat mendapatkan kesempatan kedua?”
Pada postingan kali ini aku akan membahas tentang
kesempatan kedua bagi seorang pengkhianat, apakah perlu atau tidak. Mungkin dalam
benak Anda sudah ada jawaban masing-masing. Bisa jadi Anda akan memberikannya
kesempatan, karena bukankah kita harus memaafkan orang? Tapi, bisa jadi Anda
memilih untuk tidak melakukan hal itu, karena bisa jadi ia akan mengulangi
perbuatannya di kemudian hari. Namun bagaimana jika Anda yang berada di posisi
sebagai pengkhianat? Wah, itu lain lagi ceritanya. Anda kemungkinan besar pasti
ingin seseorang memaafkan kesalahan yang pernah Anda lakukan, bukan?
Sebelum itu mari kita bahas apa itu “perlu”? Apa perlu kita
mengetahui arti dari kata “perlu” itu? Tentu saja, iya! Kita tidak bisa menggunakan
satu kata begitu saja tanpa mengetahui artinya, bukan? Janganlah menjadi orang
yang hanya bisa menggunakan suatu kata/frasa tanpa tahu arti/makna dari kata
itu.
Pengertian perlu.
per.lu
[adv] harus; usah: barang-barang ini -- didaftar; saya kira Anda tidak -- menyediakan makanan; (2) a penting (ada gunanya, harus ada, dsb): mana-mana yg -- kita bicarakan nanti; ini ~ harus kaubawa; (3) v butuh (akan); membutuhkan; berhajat (akan): kalau -- uang, kita dapat meminjam ke koperasi; negara-negara berkembang masih -- bantuan dana dan tenaga ahli; (4) p untuk: ia pergi ke Surabaya -- mengurus dagangan. [Sumber: http://deskripsi.com/p/perlu ]
[adv] harus; usah: barang-barang ini -- didaftar; saya kira Anda tidak -- menyediakan makanan; (2) a penting (ada gunanya, harus ada, dsb): mana-mana yg -- kita bicarakan nanti; ini ~ harus kaubawa; (3) v butuh (akan); membutuhkan; berhajat (akan): kalau -- uang, kita dapat meminjam ke koperasi; negara-negara berkembang masih -- bantuan dana dan tenaga ahli; (4) p untuk: ia pergi ke Surabaya -- mengurus dagangan. [Sumber: http://deskripsi.com/p/perlu ]
Jadi,
setelah mengetahui pengertian dari kata “perlu”,
Anda bisa menggunakan kata ini dalam kalimat yang benar. Kembali ke topik, jadi
perlukah kita memberikan kesempatan kedua pada pengkhianat?
Lalu,
tahukah Anda apa itu pengkhianat?
Pengertian Khianat.
Khianat khi.a.nat
[n]
perbuatan
tidak setia: tipu daya; perbuatan yang bertentangan dengan janji; jangan
sekali-kali
berbuat~~
[Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/khianat#ixzz2ftLgWXf7
berbuat~~
[Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/khianat#ixzz2ftLgWXf7
Nah,
setelah mengetahui apa itu “khianat”, sekarang apa yang
ada dipikiran Anda tentang “pengkhianat”? Menurut pendapatku,
penghianat adalah orang yang khianat atau bisa diartikan sebagai orang yang
tidak setia kepada orang yang
memercayainya. Untuk lebih meyakinkan, aku mencoba mencari artinya di salah
satu situs.
pengkhianat
|
peng.khi.a.nat
[n] orang yang khianat; orang yang tidak setia kepada negara atau teman sendiri |
pengkhianatan
|
peng.khi.a.nat.an
[n] proses, cara, perbuatan berkhianat atau mengkhianati: ~ thd sahabat sendiri adalah perbuatan yg tidak dapat diampuni |
Yah, berkhianat itu
tidak baik kawan, sungguh tidak baik. Ku ulangi, berkhianat itu tidak baik. Kenapa
aku harus mengulangnya? Agar bisa dengan jelas terekam jejaknya saat Anda
membaca postingan ini. Anda harus menjaga kepercayaan yang telah orang lain
berikan kepada Anda. Lalu apa itu “kepercayaan”? [Maaf jika Anda
merasa terganggu dengan sifatku ini, aku memang sedikit merasa terganggu dengan
hal-hal kecil, meski itu hanya satu kata aku jadi memikirkan artinya]
Pengertian Percaya.
percaya
|
per.ca.ya
[v] (1) mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata: -- kepada ceritanya; -- akan kabar itu; (2) menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada: -- kepada barang gaib; (3) menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur (tidak jahat dsb): beliau tidak -- lagi kepada Amir; (4) yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dsb): -- kepada diri sendiri |
Pengertian percaya yang sedang ada dalam pembahasan ini adalah menganggap atau yakin bahwa seseorang itu
jujur, jadi kepercayaan dekat hubungannya dengan kejujuran. Jika Anda
kedapatan berbohong oleh orang yang memercayai Anda, Anda akan dicap sebagai ‘pengkhianat’ oleh orang itu.
Dicap sebagai pengkhianat sama sekali tidak menyenangkan, bukan? Jadi,
janganlah sesekali menyia-nyiakan kesempatan dipercayai oleh orang lain. Mendapatkan
maaf mungkin mudah, tapi untuk dipercayai LAGI oleh orang itu SULIT!
Tahukah Anda apa itu kesempatan?
Pengertian Kesempatan.
kesempatan
|
ke.sem.pat.an
[n] waktu (keluasan, peluang, dsb) untuk: setelah ceramah selesai, pendengar diberi -- untuk bertanya |
Kesempatan adalah waktu. Dan waktu tidak akan pernah terulang
kembali. Jangan bermimpi akan datang robot kucing dari masa depan yang akan
membawakan Anda mesin waktu, sehingga bisa memerbaiki apa yang telah Anda
lakukan. Tidak akan ada.
Jadi, sekali lagi aku beritahukan, janganlah sekalipun
mengkhianati orang lain. Jujur, aku tidak suka orang yang menghancurkan
kesempatan untuk menjadi orang yang kupercayai, aku sangat tidak menyukai orang
seperti itu. Teman, hidup ini hanya sekali. Oke itu mungkin terdengar klise dan
usang di telinga Anda, tapi itulah kenyataannya. Hidup hanya sekali jadi jangan
sia-siakan kesempatan yang ada.
Berikut beberapa hal yang berhubungan dengan kejujuran dan menipu.
"Sesungguhnya kejujuran akan membawa kebaikan, dan
kebaikan akan mengantarkan orang ke dalam surga. Tidaklah seseorang selalu
berkata jujur atau berusaha untuk selalu jujur, sehingga Allah mencatatnya
sebagai orang yang jujur. Sebaliknya, kedustaan
akan membawa kedurhakaan, dan kedurhakaan akan menjerumuskan orang ke neraka.
Dan tidaklah seseorang selalu berdusta atau berusaha menutupi kedustaannya
dengan kedustaan yang lain, kecuali Allah akan mencatatnya sebagai seorang
pendusta." (Muttafaqun Alaih).
"Barangsiapa mengangkat senjata terhadap kami maka dia
bukanlah golongan kami, dan barangsiapa menipu kami maka dia bukan golongan
kami." (HR. Muslim)
Lalu, masih inginkah Anda menjadi pengkhianat? Orang yang tega
menipu orang lain?
“Rasulullah Shallallahi Alaihi wa
Sallam dengan keras melarang umatnya melakukan penipuan, pengkhianatan dan
mengingkari janji, tidaklah cukup bagi beliau hanya dengan mengasingkan dan
menjauhkan pendusta dan pengkhianat dari kehidupan masyarakat muslim, bahkan
secara tegas beliau mengatakan bahwa setiap
pendusta dan pengkhianat akan dikumpulkan diakhirat kelak dengan membawa
bendera pengkhianatan, lalu
ada yang menyerukan dipelataran yang sangat luas yang menunjuk kearah
pengkhianat tersebut hingga menarik perhatian yang hadir kepadanya, sebagaimana
dijelaskan dalam haditsnya:
"Setiap pengkhianat memiliki
bendera pada hari kiamat kelak, dikatakan, "Inilah pengkhianat si
Fulan'." (Muttafaqun Alaih)”
Kembali pada pertanyaan awal yang aku
lontarkan kepada Anda. Perlukah seorang pengkhianat mendapatkan kesempatan
kedua? Tidak! Orang yang berkhianat adalah orang yang tega melakukan penipuan
terhadap Anda. Orang yang mengindahkan kepercayaan yang Anda berikan. Orang yang
bahkan tidak perlu Anda berikan kesempatan kedua.
Tahu kenapa aku berkata seperti itu? Kawan,
hidup ini singkat. Janganlah Anda menghabiskan waktu yang Anda miliki dengan
orang yang pernah menyakiti Anda. Janganlah Anda menyia-nyiakan detik nafas Anda
yang berharga kepada orang yang kemungkinan akan menyakiti Anda lagi. Dia berjanji
tidak akan melakukannya lagi? Jangan percaya! Jika dia menyakiti Anda, maka dia
bukanlah orang yang baik. Jika ia menghargai Anda (menyayangi Anda, memercayai
Anda, mengandalkan Anda, atau apapun itu sebutan lain yang sering digunakan)
maka ia tidak akan tega membuat Anda terluka. Orang yang melukai Anda (baik
dengan perkataan maupun perbuatan) bukan orang yang pantas untuk kembali hadir
dalam hidup Anda.
Kenapa tidak Anda hidup bersama orang
yang takut, takut akan menyakiti Anda, takut akan melukai Anda, takut akan
membuat Anda bersedih, takut Anda berhenti memercayainya? Bukankah lebih bagus
Anda bersama orang yang seperti itu daripada seseorang yang memiliki
kemungkinan besar akan menyakiti dan mendustai Anda lagi?
Terlepas dari itu semua, jika Anda
memiliki pendapat yang berbeda, Anda bisa menyampaikannya dalam kolom komentar
yang tersedia. Jika Anda berkenan, bagus kiranya Anda memberikan argument-argumen
yang mendasari sanggahan Anda. Salam damai, kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar