20131209

My Think : The question of Life 03



My Think : The question of Life 03

Aku akan memposting pertanyaan tentang hidup dan jawabannya menurut pandanganku. Nah berhubung pertanyaannya cukup banyak dan sepertinya jawabannya perlu penjelasan yang panjang, jadi aku membaginya.

Pertanyaan yang lain bisa dilihat DI SINI.

Di depan jawaban aku meletakkan tanggal saat aku menjawabnya. Jadi bisa saja nanti aku merubah pendapatku, bukankah dengan seiringnya waktu pandangan seseorang terhadap sesuatu dapat berubah?

The question of Life 03 is…

“Jika hidup sangat singkat, mengapa kita melakukan banyak hal yang tidak kita sukai dan menyukai banyak hal yang tidak kita lakukan?”


[2013.12.08] Mungkin jawabannya sederhana, karena manusia aneh (。ω。)ノ. Mereka melakukan banyak hal yang tidak disukainya namun menyukai yang tidak pernah mereka lakukan karena itulah yang selalu mereka lakukan. Ah, jawabanku nampaknya tidak memberikan pencerahan terhadap pertanyaan (*′ω`)ノ゙ . Nampaknya pemahamanku belum sampai ke sana. Adakah yang bisa menjelaskanku jawaban atas pertanyaan ini?

[2013.12.09] Karena iseng aku menanyakannya pada temanku melalui pesan singkat. Ada beberapa balasan mereka yang cukup menarik. Jadi, aku putuskan untuk men-share-nya di sini. Kebanyakan bahasa yang digunakan dalam pesan temanku adalah bahasa daerah, jadi aku mencoba mengubahnya menjadi bahasa Indonesia agar bisa dimengerti.

--SC—Entahlah. Mungkin mereka tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan bahwa yang dilakukan mereka itu sebenarnya hal yang tidak mereka sukai. Atau juga karena mereka baka (read: bodoh). //Asli aku ngakak baca balasan ini//

--ID—Karena semua orang hidup terikat dan bergantung pada pengetahuan atau persepsinya sendiri meski dengan cara yang Cuma akan membuang waktu. //Mungkin ilmuku yang kurang greget jadi kurang paham dia lagi ngomong apa (´Д)`☆)ノ゛ //

--AY—Mungkin karena tuntutan hidup broo :D

--FJ—Tentang agama ini. Apa-apa itu perlu proses ya, mendapatkan hidayahnya dari hati kalau disuruh tidak baik.
~Me: Jadi harus menunggu hidayah? Bagaimana jika hidayah itu datang saat hidup hampir berakhir? Masih harus menunggu hidayah?
~FJ: Itu tergantung orangnya. Mengambil itu semua tanpa dorongan orang. You know!
~Me: Jadi intinya tanpa ada paksaan, kah?
~FJ: Iya, tanpa ada paksaan dari hati orang itu sendiri. Tanpa dorongan orang ya.
~FJ: Seandainya ya lah orang itu tidak tau tentang agama lebih baik dia bunuh diri apabila menjalani hidup ada masalah. //Saya merasa sedang berkirim pesan dengan seorang **** (*′ω`)ノ゙ dia sedari tadi membahas agama mulu -___- // Jadi orang itu tidak mau didorong tanpa ada paksaan di mana hati orang itu senang di situ dia berpijak. Nanti itu pasti ada dari hati sendiri apa yang kerjaan selama ini salah atau benarnya pasti orang itu berpikir sendiri. Apalagi kalau mendorong orang itu dengan cara berbisik supaya sadar tidak baik juga lebih baik secara langsung gitu ya.
~Me: Jadi menurut kamu lebih baik mendiamkan orang yang berkubang dalam kesalahan hingga bangkit sendiri daripada menariknya keluar? (Saya jadi menggunakan majas) //Sebenarnya saya sedari tadi tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini o(▽≦)o♪ //
~FJ: Itu benar apa yang kamu bilang!! Kalau sifat orang lain-lain!! Kalau sifatku begitu!! Peribahasanya ‘hakun kada makan disambat hakun kada makan akunya ya ae’ (ah sulit mengartikannya o(▽≦)o ). Dari hatinya orang itu juga ya. Misalnya begini, orang diperintah tapi memerintahnya dengan bisik-bisik, juga salah, pasti orangnya tidak mau ya lah padahal orang itu mau ya ae melakukan astivitasnya seperti kebiasaan di mana dia berada saat itu. Saat dikatain, orang itu malah melakukannya lebih lagi, orangnya tidak mau, begitu sifat orang itu. (sungguh, aku sudah berusaha mengubahnya menjadi bahasa Indonesia (◕‿◕✿) tapi sepertinya malah berantakan dan aneh. Ah sulit! (*′ω`)ノ゙ )
~FJ: Jadi lebih baik berdiri sendiri tanpa dorongan orang lain. Jarnya, bujur ampun inya ja kayaitu nah orangnya tuh ya. Padahal tahu tujuan semua orang baik untuk kebaikan orang itu. (Yah semoga aku dapat pencerahan bagaimana mengartikan bahasa daerah ini menjadi bahasa Indonesia tapi dengan arti yang hampir sama*^ワ^* )  

--FE—Tidak juga sebenarnya seperti itu.
~Me: Lalu ‘yang sebenarnya’ itu seperti apa?
~FE: Aku tanya darimana kamu tahu bahwa kebanyakan manusia itu melakukan yang tidak mereka sukai ketika masih hidup ketimbang melakukan apa yang disukai?
~Me: Aku tanya juga. Kenapa jadi kamu bisa mengatakan bahwa ‘itu’ tidak sebenarnya?
~FE: Maksudnya, tidak setiap orang seperti itu melakukan apa yang mereka tidak sukai kalau memang dia melakukannya mungkin pemikiran orang itu aneh.
~Me: Ya, tapi kebanyakan bertingkah seperti itu. Bahkan dengan menggunakan alasan pembenar yang banyak. Kalau pernyataanku tadi salah, bagaimana contoh yang bisa membuktikan bahwa pernyataan itu salah?
~FE: Kepagian membahas tentang itu. Masalah salah atau tidak aku tidak tahu.
~Me: Memangnya membahas sesuatu ada waktunya? Nah iya am -____- jadi jawaban Anda apa?
~FE: Kadang ada kadang tidak ada. Intinya aku orang yang tidak terlalu suka  berdebat atau membahas sesuatu yang tidak terlalu penting. //Dafuuq Σ(||Д) dibilang kaga penting // . jawaban ku masih gantung //hati-hati mati kalau kelamaan di gantung ´`)//


Jika kamu punya jawaban tersendiri atas pertanyaan itu, kamu bisa membaginya di kolom komentar, jika berkenan.


Sampai jumpa di pertanyaan berikutnya (v)(v) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar