20161208

Menjadi Hera

Sumber gambar : greekmythology.com

Menjadi Hera

Bagi sebagian orang yang mengenal mitologi Yunani kuno, nama Hera—sang dewi pasangan dewa segala dewa, Zeus—tidaklah asing lagi. Terkenal sebagai wanita pendendam, membenci manusia, dan lain sebagainya.

Tapi dipikir-pikir lagi, kenapa dia membenci manusia? Entah kenapa satu hal langsung mencuat dalam pikiranku, bukankah karena manusia telah merebut Zeus dari sisinya? Siapa yang tidak tahu betapa banyaknya pasangan Zeus di luar sana. Mereka-mereka itu entah dengan bagaimana membuat Zeus berpaling dari Hera. Siapa yang tidak akan kesal jika pasangannya direbut? Apa ada yang bisa berlapang dada saat hal itu terjadi? Jika ada, tanyakan padanya apakah dia benar-benar menyukai pasangannya?

Apakah Hera menyukai Zeus? Entahlah. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana perasaannya terhadap pria petir itu. Tapi satu hal yang mengangguku—entah dimana aku membaca hal ini—Hera terpaksa bersama Zeus. Kuulangi, terpaksa.

Coba bayangkan, ada seorang pria yang menginginkanmu dan kau tidak menyukainya. Dia memaksamu, menjadikanmu pasangannya. Lalu setelah itu dia berbahagia ria mencari orang lain, bermain cinta dengan orang lain. Gila! Siapa yang tidak akan marah? Siapa yang hatinya tak terluka? Membenci saja tidak cukup!

Wanita tidaklah jahat. Tapi jika keadaan memaksa, dia bisa lebih jahat dari sejahat-jahatnya orang jahat.

1 komentar:

  1. Hera memang korban. Akan tetapi kesalahan terbesar Hera adalah kebenciannya yang salah sasaran. Para manusia tsb tidak merebut Zeus dari Hera, malah Zeus lah yang memang merayu para manusia tsb. Anehnya bukannya marah pada Zeus, malah Hera marah pada manusia.

    BalasHapus